Selasa, 29 November 2022 | 1:24:02 WIB | Dibaca : 0 Kali
FGD Perumusan Kebijakan Riau 2024, Wabup Sampaikan Persoalan Infrastruktur Rupat dan Abrasi
Editor : Zulkarnaen - Reporter : Taufik - Fotografer : Agustiawan
Teks foto:
BENGKALIS - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bengkalis, memfasilitas kegiatan Forum Group Discussion (FGD) atau Diskusi Kelompok Terpumpun yang dimotori Badan Perencanaan Pembangunan Penilitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Provinsi Riau, Selasa (29/11) di Ruang Rapat Zahari lantai II Kantor Bappeda Bengkalis.
FGD dengan focus bahasan Perumusan Kebijakan dan Fokus Pembangunan Kabupaten / Kota Tahun 2024 dihadiri Kepala Bappedalitbang Provinisi Riau, Dr Emri Juliharnis bersama rombongan. Mantan kepala Balitbang Kabupaten Bengkalis tersebut berterimakasih karena difasilitasi dan menyampaikan apresiasi karena acara diskusi tersebut dihadiri Wabup Bengkalis, H Bagus Santoso, Sekretaris Bappeda Bengkalis, Firdaus serta sejumlah kepala dinas dan pejabat teras lainnya.
Tak ingin berlama-lama, Wabup Bagus Santoso langsung menyampaikan berbagai persoalan, terutama soal infrastruktur jalan di pulau Rupat dan perdoalan abrasi yang terjadi di pesisir pulau Bengkalis dan sekitarnya. Kendati pulau Rupat sudah ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) sejak beberapa tahun lalu oleh pemerintah pusat, tapi kata mantan wartawan Dumai Pos tersebut belum sejengkal pun bantuan pusat mengalir ke Rupat.
“Sementara Bengkalis sendiri walau berangsur dan mengingsut tapi sudah ratusan miliyar yang dikucurkan untuk pembangunan infrastruktur jalan, namun memang belum mampu menjawab persoalan yang terjadi. Tapi setidaknya, Pemkab Bengkalis serius ingin mengatasi persoalan yang dikeluhkan masyarakat setempat dan para pengunjung destinasi wisata bahari pulau Rupat,” ujar Bagus.
Sahabat Emri Juliharnis sejak masih menjadi wartawan dan Wakil Ketua DPRD Bengkalis ini berharap, adanya dana bantuan Millenium Challange Corporation (MCC) berasal dari Amerika Serikat, dharapkan bisa diarahkan untuk membangun sejumlah infrastruktur di pulau Rupat,”Kami sangat berharap, pemerintah provinsi bisa menyalurka dana MCC untuk pembangunan sejumlah infrastruktur di pulau Rupat,” harap Bagus.
Sementara terkait abrasi, diakui Pemkab Bengkalis tidak akan sanggup mengatasinya sendiri, mengingat alokasi anggaran yang dibutuhkan untuk membangun pemecah ombak cukup besar, dua kali lipat berbanding dengan membangun infrastruktur jalan di daratan.
”Jikapun ada bantuan untuk penanaman mangrove dari pemerintah pusat, KLHK atau BRGM dengan anggaran yang begitu bersar, kami sarankan sebaiknya dibangun saja pemecah ombak terlebih dahulu. Pengalaman kita, kalau tanam mangrove tanpa pemecah ombak maka akan sia-sia, sudah banyak contohnya,” papar Bagus.
Terakhir, kepada sahabatnya tersebut Bagus menyampaikan, sebagai pejabat yang puluhan tahun mengabdi di Bengkalis, dirinya berharap ada perhatian lebih atau khusus dari Bappedalitbang Riau untuk Kabupaten Bengkalis.
“Saya tahu dan kenal dekat dengan bang Emri, pengabdiannya untuk Bengkalis tak diragukan lagi, untuk itu tak salah kalau saya dan kita semua meminta agar Bappedalitbang Riau agak lebih focus ke Bengkalis, mengingat memang masih begitu banyak persoalan infrastruktur yang harus dituntaskan di daerah ini,” harapnya.
Terkait dengan pembangunan infrastruktur pulau Rupat termasuk mengggunaan dana MCC, kata Emri belum lama ini dirinya bersama pejabat MCC berkukunjung ke pulau Rupat,” Kami ingin mereka tahu bahwa pulau Rupat memang menarik dan saat ini membutuhkan infrastruktur jalan dan lainnya.
“Kami memang focus ke Rupat pak wakil, ada kreteria yang harus kita penuhi agar usulan kita disetujui oleh MCC. Kita merencanakan pembangunan dermaga 2 roro Dumai-Rupat, sekarang sedang tahapan penyusunan Feasibility Study (FS). Kita ingin dermaga ini nanti menjadi gambaran wajah Bengkalis itu seperti apa. Intinya, kita tidak hanya membangunan dermaga tapi juga bagaimana system pengelelolaan dermaga yang baik,” papar mantan Kabag Program Setkab Bengkalis ini.***