Bengkalis – Pemerintah Kabupaten Bengkalis melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) menggelar diskusi rencana pembangunan Pusat Tamadun Islam di Pulau Bengkalis, Senin (11/8/2025). Kegiatan yang berlangsung di ruang rapat Bappeda ini dipimpin langsung oleh Kepala Bappeda Kabupaten Bengkalis, Rinto SE, M.Si, dan dihadiri Tim Percepatan Pembangunan Kabupaten Bengkalis, anggota DPRD Bengkalis, Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan SDM, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Dewan Pendidikan, perangkat daerah, tokoh masyarakat, serta unsur terkait lainnya.
Dalam sambutannya, Rinto menjelaskan bahwa pembangunan Pusat Tamadun Islam merupakan salah satu program strategis Bupati Bengkalis yang telah tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Lokasi pembangunan direncanakan berada di tepi laut dengan luas lahan minimal 10 hektare, sehingga mampu menampung berbagai fasilitas yang terintegrasi.
Konsep awalnya, Pusat Tamadun Islam akan dilengkapi dengan rumah ibadah berupa masjid representatif, sarana pendidikan mulai dari tingkat SD hingga SMA, bahkan bila memungkinkan hingga perguruan tinggi berbasis studi Al-Qur’an. Fasilitas lain yang direncanakan antara lain auditorium, sekretariat bersama organisasi masyarakat Islam, galeri budaya Melayu dan Islam, area UMKM seperti foodcourt, lahan parkir, serta fasilitas penunjang lain.
“Yang terpenting saat ini adalah menyepakati konsep pembangunan, termasuk lokasi detail apakah di darat atau di laut. Soal anggaran nanti dibicarakan lebih lanjut. Minimal pada tahun ini kita sudah bisa memulai studi kelayakan,” kata Rinto.
Ketua Pansus DPRD Bengkalis, Muhammad Isa, mengusulkan pengembangan konsep menjadi Taman Tamadun Islam yang memadukan unsur ibadah, elemen air, pepohonan, dekorasi geometris, kaligrafi, replika bangunan bersejarah dunia Islam, serta sarana edukasi. Ia juga menekankan perlunya masjid multifungsi yang dapat digunakan untuk kegiatan manasik haji dan dilengkapi area penginapan sebagai fasilitas pendukung.
Sementara itu, Ketua MUI Kabupaten Bengkalis, Amrizal, mengingatkan agar pusat ini tidak hanya menjadi bangunan megah, tetapi juga menjadi pusat pewarisan dan pengembangan peradaban Islam. Ia mengusulkan nama “Tamadun Melayu” untuk memperkuat identitas kemelayuan Bengkalis. Menurutnya, pengelolaan harus dilakukan secara profesional dan terprogram, dengan agenda rutin seperti seminar, kajian keislaman, dan penelitian budaya.
Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan SDM, Johansyah Syafri, menegaskan bahwa perumusan konsep harus segera dimatangkan, mengingat target penyelesaian proyek ini ditetapkan hingga tahun 2030.
Menutup rapat, Rinto menyampaikan harapan besarnya agar Pusat Tamadun Islam menjadi ikon baru Pulau Bengkalis, sekaligus pusat pengembangan budaya Melayu-Islam yang memadukan nilai ibadah, budaya, edukasi, dan ekonomi. “Semoga nantinya akan menjadi kebanggaan daerah dan memberi manfaat luas bagi masyarakat Kabupaten Bengkalis,” tegasnya.