
BENGKALIS–Pemerintah Kabupaten Bengkalis melalui Bappeda menggelar pertemuan konsultasi masyarakat terkait dengan kegiatan survei investigasi desain (SID) pengaman pantai terluar Provinsi Riau tahun 2020. Kegiatan ini sendiri merupakan program dari Balai Wilayah Sungai Sumatera III Direktorat Jenderal Sumberdaya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Pertemuan konsultasi masyarakat dilaksanakan di ruang rapat Zahari Lantai II Bappeda Bengkalis dibuka Kepala Bappeda Bengkalis Hadi Prasetyo dan dimoderatori selama diskusi berlangsung oleh Sekretaris Bappeda Bengkalis, Rinto, Rabu (14/10/2020). Hadir dalam pertemuan tersebut Kepala Bappeda Bengkalis Hadi Prasetyo, Ketua Komisi II DPRD Bengkalis Ruby Handoko alias Akok, Plt Kepala Balitbang Bengkalis Dahen Tawakal, Plt Kepala Dinas PUPR Ardiansyah, Camat Bantan serta para pejabat pengawas dan administrator di lingkungan Pemkab Bengkalis.
Kemudian turut hadir dalam pertemuan tersebut Kepala Desa Pambang Pesisir Pasla, Kepala Desa Pambang Baru Edi Zakri, Kepala Desa Muntai M Nurin, perwakilan dari Politeknik Negeri Bengkalis Noerdin Basir serta sejumlah organisasi pencinta lingkungan.
Sementara dari pelaksana kegiatan, hadir dalam pertemuan tersebut Kepala Satker PJSA BWSS III Ir Yanedi, PPK Sungai dan Pantai Cahaya Santoso ST MT, PPK Perencanaan dan Program Awaludin ST serta rombongan. Kemudian Perusahaan Konsultan Perencana SID Penanganan Abrasi PT Rencana Cipta Mandiri dari Bandung.
Mengawali pertemuan tersebut, Yanedi yang mendapat kesempatan pertama untuk berbicara menyampaikan sedikit tentang gambaran alokasi anggaran untuk pengamanan pantai terluar di Provinsi Riau. Dikatakan, selama sekitar 15 tahun dirinya mengurus pantai, anggaran yang dialokasikan sangat kecil dalam kisaran 1 KM per tahun dari total sepajang 175 KM. Dalam sepuluh tahun terakhir, penangaman pesisir pantai terluar yang sudah dibangun baru dalam kisaran 17 KM. Hal ini tidak sebanding dengan tingginya laju abrasi yang diperkirakan berkisar 50 meter pertahun. “Artinya kalau dikalikan 10 tahun maka abrasi yang terjadi sepanjang setengah kilo meter (500 meter,red),” ujarnya.
Baru sejak tahun 2019 dan 2020 ini anggaran untuk pengamanan pantai meningkat berkat adanya kedekatan Gubernur Riau dengan Pemerintah Pusat dan juga anggota DPR RI asal Riau yang duduk di Komisi V yaitu Syahrul Aidi Maazat. Untuk diketahui Komisi V DPR RI memiliki ruang lingkup tugas bidang infrastruktur dan perhubungan dimana Kementerian PUPR merupakan salah satu mitra kerja dari Komisi V DPR RI. “Dana untuk pengamanan pantai ini besar Pak, jadi kita perlu dukungan pusat,” ujar Yanedi.
Dari pihak konsultan perencana PT Rencana Cipta Mandiri menjelaskan kalau pada tahun ini pihaknya mendapat tugas untuk melakukan kajian pengamanan pantai teluar di Provinsi Riau, pada tiga tempat yaitu Bengkalis, Rupat dan Rangsang. Untuk pulau Bengkalis pihaknya melakukan kajian pada kawasan pantai sepanjang 5 KM, kemudian Rupat sepanjang 2 KM dan Rangsang sepanjang 18 KM.
Menanggapi pembicara sebelumnya, Ketua Komisi II dan Kepala Bappeda menyampaikan keprihatinannya dengan anggaran pengamanan pantai di Riau yang sangat kecil. “Kalau anggarannya seperti ini, sampai saya pensiun pun tak akan selesai,” ujar Hadi Prasetyo.***
Baca Juga
BENGKALIS -Rapat Koordinasi bersama Gubernur Riau dan Bupati/Walikota se-Provinsi Riau, di Ruang Rapat Melati Kantor Gub
BENGKALIS- Pemerintah Kabupaten Bengkalis, Selasa (15/4) menghadiri rapat bersama DPRD dan Badan Pembentukan Peraturan D
BENGKALIS- Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bengkalis, Rabu (9/4) menggelar rapat Perubahan Renc
BENGKALIS- Di hari kedua kerja pasca cuti lebaran Syawal 14476 H, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) K