BENGKALIS – Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) bekerjasama dengan HSBC dan CLUA, pada Rabu (19/1/2022) kemarin menggelar lokakarya pengembangan pengelolaan pesisir dan pemulihan eksosistem mangrove. Kegiatan yang dipusatkan di ruang rapat Zahari lantai II Bappeda ini dibuka secara resmi oleh Bupati Bengkalis diwakili Asisten I Andres Wasono.
Ada tujuh narasumber yang diundang untuk mengisi kegiatan lokakarya tersebut. Mereka adalah H. Mamun Murod (Kepala DLH Riau), Ir. Herimufty, M.Si (Kabid Kelautan dan Pengawasan DKP Riau), dan Ir. Sahril, Sp. PSDA (Kepala BWSS Sumatera Selatan III) yang tampil pada sesi pertama. Kemudian Rinto, SE, MSI (Plt. Kepala Bappeda Bengkalis), Drs. Yuhelmi (Kepala Dinas PMD Bengkalis), Defitri Akbar (Ketua Yayasan Bahtera Melayu dan Muhammad Imran Amin (Direktur Program MERA Yayasan Konservasi Alam Nusantara).
Dari pemaparan para narasumber tersebut dapat disimpulkan betapa pentingnya pengelolaan ekosistem mangrove, khususnya di Kabupaten Bengkalis. Abrasi yang terjadi di Kabupaten Bengkalis, selain berdampak kepada degradasi lingkungan, juga berdampak pada perekonomian masyarakat, khususnya masyarakat pesisir. Sementara di sisi lain, Pemerintah Kabupaten Bengkalis saat ini tengah mengagendakan pembangunan pesisir dan pulau-pulau kecil. Ada kekhuatiran, tingginya tingkat abrasi menjadi salah satu tantangan tersendiri untuk mempercepat terwujudnya agenda tersebut.
Berdasarkan data yang disampaikan oleh H. Mamun Murod, dalam kurun waktu 2020 – 2024, ada 155.121 hektar ekosistem mangrove di Riau yang akan direhabilitasi. Untuk Kabupaten Bengkalis, berdasarkan kondisi eksisting ada 598 hektar mangrove dengan kerapatan sedang dan 1.274 ha dengan kerapatan jarang. Disamping itu, ada potensi habitat mangrove seluas 1.628 ha. Artinya, ada seluas total 3.500 hektar mangrove di Kabupaten Bengkalis yang berpotensi untuk direhabilitasi. Program rehabilitasi yang dilakukan adalah melalui penanaman dan pemeliharaan serta penyadartahuan masyarakat pentingnya ekosistem mangrove.
Dalam Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZP3K) Kabupaten Bengkalis, terdapat areal seluas 136.293,50 Ha dengan garis pantai sepanjang 498,7 KM dan dibagi kedalam 7 zona pemanfaatan. Namun, diluar potensi yang cukup menjanjikan, Pemkab Bengkalis juga dihadapkan pada berbagai persoalan dalam pembangunan pesisir dan pulau-pulau kecil tersebut. Diantaranya, tingginya tingkat abrasi pada pulau-pulau terluar dan berdampak pada terganggunya akses ekonomi masyarakat. Kemudian, sinergitas antar instansi belum optimal, baik antar daerah maupun daerah dengan pusat.
Karena itu, Bupati Bengkalis sebagaimana disampaikan oleh Asisten I Andres Wasono, menyambut baik program pemulihan ekosistem mangrove yang dilakukan oleh Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN). “Kami Pemerintah Kabupaten Bengkalis sangat mendukung penuh kegiatan ini, mengingat karena banyaknya manfaat yang didapat dari menanam mangrove menjadi salah satu solusi yang sangat penting untuk berbagai jenis masalah lingkungan terutama untuk mengatasi kerusakan lingkungan. Sesuai dengan visi yang ingin kami capai yaitu terwujudnya Kabupaten Bengkalis bermarwah, maju dan sejahtera,” ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, lokakarya ini merupakan salah satu tahapan dari program pemulihan ekosistem mangrove, khususnya di Kabupaten Bengkalis. Nantinya, akan dilanjutkan dengan program penanaman dan pemulihan mangrove serta program peningkatan perekonomian masyarakat pesisir melalui mata pencaharian alternatif (MPA).
Baca Juga
BENGKALIS -Rapat Koordinasi bersama Gubernur Riau dan Bupati/Walikota se-Provinsi Riau, di Ruang Rapat Melati Kantor Gub
BENGKALIS- Pemerintah Kabupaten Bengkalis, Selasa (15/4) menghadiri rapat bersama DPRD dan Badan Pembentukan Peraturan D
BENGKALIS- Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bengkalis, Rabu (9/4) menggelar rapat Perubahan Renc
BENGKALIS- Di hari kedua kerja pasca cuti lebaran Syawal 14476 H, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) K