Bappeda Bengkalis Ekspose Laporan Antara Blue Print Transformasi Ekonomi Kabupaten Bengkalis Bersama FEB UNRI

Bappeda Bengkalis Ekspose Laporan Antara Blue Print Transformasi Ekonomi Kabupaten Bengkalis Bersama FEB UNRI Teks foto:

PEKANBARU- Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bengkalis bersama Tim Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Riau bahas Ekspose Laporan Antara Blueprint Transformasi Ekonomi Kabupaten Bengkalis di Ruang Broadcast Dekanat FEB UNRI, Jum’at  (15/11/2024).

Kepala Bappeda Kabupaten Bengkalis Rinto didampingi oleh Sekretaris BPKAD Kabupaten Bengkalis M. Firdaus, Sekretaris Bappeda Syahrudin, Kepala  Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Muhammad Ikhwan Syuhada, Kepala Bidang Perekonomian dan Sumberdaya Alam Wan Zulkarnanda, Kepala Bidang Insfratruktur dan Kewilayahan Rahmah Wati Putri, Kepala Bidang Perencanaan Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah Andrius dan Pejabat Lingkup Bappeda Bengkalis turut menghadiri kegiatan tersebut.

Ekspose Laporan Antara Blue Print Transformasi Ekonomi Kabupaten Bengkalis ini memberikan gambaran menyeluruh dan mendalam mengenai strategi, langkah-langkah, serta arah kebijakan transformasi ekonomi yang dirancang untuk Kabupaten Bengkalis. Ketergantungan pada sektor pertambangan dan penggalian, terutama migas, membuat perekonomian Kabupaten Bengkalis rentan terhadap fluktuasi harga komoditas global dan penurunan cadangan sumber daya alam. 
Oleh karena itu, Transformasi ekonomi diharapkan mampu mengembangkan sektor-sektor alternatif yang sangat diperlukan untuk menciptakan pilar-pilar ekonomi baru yang lebih stabil, inklusif, dan berkelanjutan.

Rinto mengatakan Proses Tansformasi Ekonomi Kabupaten Bengkalis melibatkan berbagai langkah strategis untuk mengubah struktur ekonomi daerah agar lebih berdaya saing, inklusif, dan berkelanjutan. Dokumen Blue Print Transformasi Ekonomi Kabupaten Bengkalis bertujuan untuk mengetahui dampak ekonomi yang mengakibatkan berkurangnya pendapatan sektor migas serta mengidentifikasi sektor-sektor ekonomi potensial yang dapat dijadikan sumber pertumbuhan ekonomi baru di Kabupaten Bengkalis.

Konsep pengembangan Ekonomi Kabupaten Bengkalis dari sektor migas ke sektor industri, pariwisata serta perikanan dan perkebunan memberikan rekomendasi arah kebijakan pembangunan ekonomi dan program konkret yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bengkalis dalam mengembangkan sektor-sektor baru yang dapat mendukung pembangunan ekonomi jangka panjang tersebut.

Konsep ketahanan pangan lokal  juga menjadi salah satu prioritas di Kabupaten Bengkalis karena merupakan langkah strategis yang berfokus pada peningkatan kemandirian pangan, kesejahteraan masyarakat dan keberlanjutan.

“Berdasarkan konsep yang telah dijelaskan tadi kita bersepakat bahwa konsep Blue print ini mengedepankan sektor ketahanan pangan kalau bisa selain sawit. Meskipun sawit dianggap sebagai salah satu komoditas pangan, khususnya minyak kelapa sawit tetapi sawit sebenarnya tidak memenuhi kebutuhan pangan pokok masyarakat mengingat kenyataannya bahwa sebagian besar bahan pangan berasal dari luar Kabupaten Bengkalis. Dari 79% kebutuhan bahan pangan di Kabupaten Bengkalis, baru sekitar 17% saja yg dapat kita pasok, selebihnya 62% harus kita datangkan dari luar daerah” ujar Rinto.

Kelapa sawit memang berperan dalam ekonomi lokal dan memberikan pendapatan bagi daerah penghasil. Namun, mengandalkan kelapa sawit sebagai indikator ketahanan pangan tidaklah tepat karena ia tidak memenuhi kebutuhan dasar pangan masyarakat. Mengutamakan tanaman pangan lokal, yang bisa memberikan gizi lengkap dan langsung dikonsumsi adalah strategi terbaik untuk memastikan bahwa masyarakat tidak hanya sejahtera secara ekonomi, tetapi juga terjamin ketahanan pangannya.

Sementara Tim FEB UNRI Alvi Furwanti Alwie mengungkapkan bahwa Secara garis besar penelitian ini memberikan gambaran mengenai kondisi ekonomi Kabupaten Bengkalis. Dengan memanfaatkan data sekunder yang mengarah pada struktur ekonomi dan Dinamika Ekonomi identifikasi dan penilaian potensi sektor-sektor unggulan yang dapat menjadi penggerak ekonomi baru melalui indikator pertumbuhan, kontribusi, dan daya saing lalu memastikan bahwa kebijakan yang diambil relevan dengan visi pembangunan daerah.

“Seperti terlihat bahwa metodologi akademik yang kita lakukan itu terikat pada data sekunder, lalu yang disampaikan oleh bapak Rinto tadi kita akan melihat kebijakan daerah agar lebih memperkuat ketahanan pangan dari fungsi lahan, penanaman, alokasi, pengolahan hingga pengelolaan Bumdesa dalam mengelola pangan lokal sehingga dapat menghasilkan ketahanan pangan yang lebih baik di kabupaten Bengkalis” ungkapnya.

Sekretaris Bappeda Kabupaten Bengkalis Syahrudin juga menyampaikan mencermati perkembangan diskusi ini dan sesuai hasil diskusi sebelumnya maka memang harus  ada penyesuaian terhadap Laporan Pendahuluan yang disampaikan sebelumnya. Kita sepakat agar dokumen ini lebih implementatif dan kita di Bappeda bisa membagikan kepada perangkat Daerah untuk melaksanakan perannya. “Kita juga tidak ada masalah untuk sistem dinamik yang dijelaskan tadi hanya saja beberapa analisa harus dikeluarkan hasilnya dan kita bisa melihat lalu mencocokkan analisa mana dan potensi mana yang sesuai wilayah Kabupaten Bengkalis”.

Pertemuan dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab yang antara lain disampaikan oleh Sekretaris BPKAD Kabupaten Bengkalis, Kepala Bagian Perekonomian Setda Kabupaten Bengkalis serta Pejabat Lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkalis serta Tim FEB UNRI dan diakhiri dengan sesi foto bersama.***


Baca Juga


Tulis Komentar