Bappeda Mengaji, Makna Husnul Khatimah Melalui Kisah Wafatnya Rasulullah SAW

Bappeda Mengaji, Makna Husnul Khatimah Melalui Kisah Wafatnya Rasulullah SAW Teks foto:

BENGKALIS - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bengkalis kembali menggelar kegiatan Bappeda Mengaji, Senin (13/10/2025). Pada kesempatan kali ini, tausiah disampaikan oleh Ustadz Filusman, Lc dengan tema Husnul Khatimah.

Dalam ceramahnya, Ustadz Filusman mengawali dengan mengisahkan peristiwa wafatnya Nabi Muhammad SAW yang terjadi pada hari Senin, 12 Rabi’ul Awwal, bertepatan dengan hari dan bulan kelahiran beliau. “Rasulullah wafat sekitar waktu Dhuha atau seperempat siang, kira-kira pukul 09.00 pagi,” ungkapnya.

Rasulullah SAW menghembuskan napas terakhir di pangkuan istrinya, Aisyah RA. Ustadz Filusman mengutip perkataan Aisyah yang sangat menyentuh: ‘Selama aku hidup bersama suamiku, Nabi Muhammad SAW, banyak kenangan indah, dan yang paling indah adalah saat beliau wafat di rumahku.’

“Nabi dimakamkan di dalam rumah Aisyah, karena memang rumah itulah tempat beliau tinggal bersama istrinya,” jelas Filusman.

Menjelang wafat, kata Aisyah, Rasulullah SAW sempat melaksanakan sholat dan menangis di dalamnya karena rasa syukur yang mendalam. Di saat-saat terakhirnya, hanya Aisyah yang berada di sisi beliau.

“Di sebelah Nabi terdapat mangkuk berisi air. Beliau mencelupkan tangannya ke dalam air, lalu mengusap wajahnya sambil mengucapkan Laa ilaaha illallah,” tutur Ustadz Filusman.

Dari peristiwa itu, lanjutnya, dapat dipahami bahwa letak Husnul Khatimah sejati adalah meninggal dalam keadaan sadar dan mengucapkan kalimat Laa ilaaha illallah. “Sebaik-baik Husnul Khatimah adalah sebagaimana wafatnya Rasulullah SAW,” tegasnya.

Menutup tausiahnya, Ustadz Filusman mengajak seluruh pegawai Bappeda untuk menjadikan rumah sebagai tempat bersyukur. “Bagaimanapun kondisi kita, jadikan rumah tempat penuh rasa syukur dan ketenangan,” pesannya.


Baca Juga


Tulis Komentar